Setelah lebih dari 4- tahun dan menjadi pionir perangkat nirkabel, nama Motorola akan hengkang dari pasar smartphone di tahun 2016 ini. Hal itu dikarenakan Lenovo mengumumkan rencananya untuk menggabungkan kedua merek smartphone-nya.
Mengutip laporan dari IBTimes, Jumat (8/1/2016), semua smartphone produksinya akan menyandang nama brand yang sama, yakni Lenovo. Sedangkan untuk brand Moto akan dipertahankan dan digunakan untuk smartphone premium dari perusahaan asal negeri Tirai Bambu itu.
“Kami akan secara perlahan menghilangkan Motorola dan fokus pada Moto, ” ujar Chief Operating Officer Motorola, Rick Osterloh pada sesi wawancara kepada CNET selama ajang Consumer Electronics Show (CES) 2016 berlangsung di Las Vegas, AS.
Seperti yang diketahui, Lenovo telah membeli Motorola sejak pada 2014. Lenovo mengakuisisi Motorola Mobility dari raksasa internet, Google tahun 2014 dengan biaya sebesar USD2,9 miliar, tiga tahun setelah raksasa pencarian internet itu membeli perusahaan Motorola seharga USD12,5 miliar.
Hal dilakukan Lenovo sebagai upaya untuk memperluas bisnis smartphone yang terbilang masih sebagai pendatang baru, di mana brand Lenovo belum begitu memegang kekuasaan, setidaknya pada bisnis smartphone.
Dalam rencana penghapusan nama Motorola, semua operasi smartphone perusahaan akan menjadi tanggung jawab Osterloh. Dengan begitu, perangat dari Lenovo yang berada di bawah brand Vibe akan menjadi perangkat low budget dari perusahaan asal Tiongkok itu.
Perusahaan yang didirikan di Chicago pada 1928 merupakan perusahaan pertama yang memproduksi perangkat telekomunikasi nirkabel, dengan perusahaan Martin Cooper yang membuat public phone pertama dari perangkat wireless pada 1973.
Motorola membawa ponsel pertama ke pasar pada 1983 dan sejak saat itu telah menjadi jantung bisnis nirkabel, meskipun dalam beberapa tahun terakhir ini, perusahaan kewalahan bersaing di segmen smartphone.
Pada rencannya menggabungkan kedua merek tersebut di CES 2016, Lenovo juga mengumumkan bahwa perusahaan akan memasuki pasar Amerika Serikat dan lebih agresif lagi dalam bersaing. Produsen smartphone tersbesar ke tiga, Huawei juga menyatakan rencanya yang akan mengekspansi bisnisnya ke Amerika Utara dengan perangkat smartphone murahnya.
Mengutip laporan dari IBTimes, Jumat (8/1/2016), semua smartphone produksinya akan menyandang nama brand yang sama, yakni Lenovo. Sedangkan untuk brand Moto akan dipertahankan dan digunakan untuk smartphone premium dari perusahaan asal negeri Tirai Bambu itu.
“Kami akan secara perlahan menghilangkan Motorola dan fokus pada Moto, ” ujar Chief Operating Officer Motorola, Rick Osterloh pada sesi wawancara kepada CNET selama ajang Consumer Electronics Show (CES) 2016 berlangsung di Las Vegas, AS.
Seperti yang diketahui, Lenovo telah membeli Motorola sejak pada 2014. Lenovo mengakuisisi Motorola Mobility dari raksasa internet, Google tahun 2014 dengan biaya sebesar USD2,9 miliar, tiga tahun setelah raksasa pencarian internet itu membeli perusahaan Motorola seharga USD12,5 miliar.
Hal dilakukan Lenovo sebagai upaya untuk memperluas bisnis smartphone yang terbilang masih sebagai pendatang baru, di mana brand Lenovo belum begitu memegang kekuasaan, setidaknya pada bisnis smartphone.
Dalam rencana penghapusan nama Motorola, semua operasi smartphone perusahaan akan menjadi tanggung jawab Osterloh. Dengan begitu, perangat dari Lenovo yang berada di bawah brand Vibe akan menjadi perangkat low budget dari perusahaan asal Tiongkok itu.
Perusahaan yang didirikan di Chicago pada 1928 merupakan perusahaan pertama yang memproduksi perangkat telekomunikasi nirkabel, dengan perusahaan Martin Cooper yang membuat public phone pertama dari perangkat wireless pada 1973.
Motorola membawa ponsel pertama ke pasar pada 1983 dan sejak saat itu telah menjadi jantung bisnis nirkabel, meskipun dalam beberapa tahun terakhir ini, perusahaan kewalahan bersaing di segmen smartphone.
Pada rencannya menggabungkan kedua merek tersebut di CES 2016, Lenovo juga mengumumkan bahwa perusahaan akan memasuki pasar Amerika Serikat dan lebih agresif lagi dalam bersaing. Produsen smartphone tersbesar ke tiga, Huawei juga menyatakan rencanya yang akan mengekspansi bisnisnya ke Amerika Utara dengan perangkat smartphone murahnya.
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.